Minggu, 24 Agustus 2014

Ramadhan di Asbos



Ramadhan tiba… Ramadhan tiba… Ramadhan tiba…
Asek dah, setelah satu tahun kita ditinggal tamu agung ini, akhirnya allah mempertemukan kita lagi dengan ramadhan tahun 1435. Alhamdulillah.
Bagi anak-anak Foremost, ini adalah ramadhan kedua di asbos, tentu kami sudah tidak terlalu asing dengan suasana ramandhan di asbos. Tidak seperti di rumah, suasana ramadhan di asbos itu kerasa banget. Setiap ada waktu luang, entah itu di kelas, kamar, ataupun masjid, kerap terdengar dengung tilawah al-qur`an.
Buat kalian yang belum pernah ngerasain “nikmatnya “ Ramadhan di Asbos, kami akan sedikit menjelaskanta, siapa tahu kalian tertarik masuk asbos. Iya kan? :D
Ada banyak keunikan ramadhan di asbos, dan mugkin diantaranya umum terjadi di sekolah-sekolah boarding lainya. Well, inilah keunikan ramadhan di asbos, khususnya SMAIT. Kam tidak akan memilah mana yang positif  & Mana yang negatif, karena hal itu kembali pada persepsi masing-masing. Here are they :

1.       Antusiasme Tilawah Al- Quran.

Mulai masuknya ramadhan, ba`da sholat maghrib di hari terakhir bin sya`ban, yang menandakan dimulainya bulan baru di kalender hijryah, segenap “penduduk asbos siap mewujudkan target khatamanmya masing-masing. Para murid, guru, maupun wali asrama, semuanya begitu antusias menyambut ramadhan. Lantunan ayat suci yang dibaca berbarengan menciptakan suara riuk yang menentramkan sekaligus mengggetarkan diding masjid.
Hali itu tidak terjadi ehari dua hari saja melainkan terus menerus selama bulan ramadhan meskipun jika diteliti kabanyakan murid mengalami penurunan dalam capaian tilawah perharinya, namun tidak terlalu signifikan.
SMAIT menetapkan capaian minimal tilawah yang harus di selesaikan sebelum liburan, yaitu 2 kali khatam. Hal ini berarti seluruh murid harus 2x menyelesaikan tilawahnya dalam waktu 3 pekan. Susah gak tuh, brad? Buat sebagian besar murid yang notrabene lulusan smp boarding si gampang-gampang saja. Tapi bagi murid dari smp negri mungkn agak keteteran, ya kalau belum biasa. Meski begitu, bukan anak asbos namanya kalau mudah menyerah!
2.       Lomba Sprint Jarak Pendek Ba`da Sholat magrib
Antrian bukan hal yang asing lagi di boarding. Antri mandi dan makan adalah sebuah keniscayaan bagi setiap siswa boarding school. Dikarenakan jumlah murid yang cukup banyak, tentu berlaku “hokum rimba” di sini. Siapa cepat dia dapat. Lho, bukanaya hum rimba berbunyi “siapa kuat dia menang”? baiklah, kita sebut saja hukum itu “hukum boarding”.
Ada beberapa tips agar tidak terjebak antrian untuk mandi, mandilah pada waktu-waktu sepi! Kalau tidak sanggup sebelum subuh maka setelah subuh atau tahfidz, segeralah menuju kamar mandi! Jangan berleha-leha dulu apalagi tidur, itu berabe jadinya, bisa telat berangkat sekolah. Makanpun sama, berangkatlah se-awal mungkin! Tapi kalau ini resikonya kebih gawat, keabisan jatah makanan! Apalagi kalau menu yang bersifat “uncountable” sebperti sayur, tempe oreg, mie, dsb., dan kebetulan sedang tidak ada ustad yang berjaga, kemungkinan besar bakal kehabisan.
Nah, Kolaborasi dari hukum boarding ditambah nafsu berbuka puasa ditambah  “watak orang Indonesia” yang cenderung tidak teratur, menghasilkan fenomena ini.
Meskipun hal ini tidak dilakukan semua murid, namun fenomena “unik” ini cukup terlihat. Setelah melaksanakan  sholat maghrib, dzikir dan sholat ba`diyah yang dilakukan secepat kilat, sebagian murid yang “tidak kuat menahan nafsunya” segera berpacu menuju tempat antruan di depan kantor asrama. Kompetinsi sprint dadakan pun tak terelakan. Sebagian yang lebih nekat bahkan tidak melaksanakan sholat sunnah ba`diyah.
3.       “Kenikmatan” menu Makan Menurun.
Sudah menjadi hal yang lazim bagi murid-murid Boarding school untuk bersikap “apa adanya” terhadap menu makan. Meskipun menu makandi asbos cenderung enak, tapi adakalanya menu makan di dapur tidak disukai banyak murid.
                Nah, di bulan ramadhan ini, menu makan dapat anggaran tambahan yang bersifat sukarela dari para orang tua murid. Hal itu menejadikan menu sahur dan berbuka puasa menjadi lebih “wah”. Namun jika di perhatikan, menu makan tersebut semakin berkurang “kenikmatanya” seiring waktu. Misalnya, menu sahur hari pertama ; ayam goreng, hari kedua ; telur goreng, hari ketiga ; tempe goreng, dan hari ke empat ; tahu goreng. Keren kan? :D
Meski begitu, menurut Badan Survey Angkatan Foremost atau BSAF (emang ada?), penurunan kenikmatan ini hanya terjadi pada menu makan sahur saja, sementara menu berbuka menunjukan grafik naik turun. BSAF berspekulasi bawa pihak dapur mengatur alokasi dana yang ada untuk menstabilkan menu berbuka. Karena menu sahur tidak akan terlalu dinikmati, apalagi makanya sambil mengigau (?)
Menu sahur di 3 hari pertama
Hari ke -1      : Ayam Goreng           C
Hari ke -2      : Perkedel Jagung              A
Hari ke -3      : Tempe Goreng                      D

Menu berbuka 3 hari pertama
Hari ke -1      : Ayam Goreng           C
Hari ke -2      : Daging Bumbu         C
Hari ke -3      : Telur Dadar                      D

Itulah 3 hal unik yang terjadi selama ramadhan di boarding school. Kaloau dirasakan alngsung jelas akan lebih terasa “sensasi”nya. Maka kaloau ada yang bilang “nyantri” itu bikin bete, terkekang, terisolir, itu salah. Selama niat kita baik dan tekad kita kuat, kehidupan di pesantren akan terasa menyenangkan

0 komentar:

Posting Komentar