Ramadhan tiba… Ramadhan tiba… Ramadhan tiba…
Asek dah, setelah satu tahun kita
ditinggal tamu agung ini, akhirnya allah mempertemukan kita lagi dengan
ramadhan tahun 1435. Alhamdulillah.
Bagi anak-anak Foremost, ini adalah
ramadhan kedua di asbos, tentu kami sudah tidak terlalu asing dengan suasana
ramandhan di asbos. Tidak seperti di rumah, suasana ramadhan di asbos itu
kerasa banget. Setiap ada waktu luang, entah itu di kelas, kamar, ataupun
masjid, kerap terdengar dengung tilawah al-qur`an.
Buat kalian yang belum pernah
ngerasain “nikmatnya “ Ramadhan di Asbos, kami akan sedikit menjelaskanta,
siapa tahu kalian tertarik masuk asbos. Iya kan? :D
Ada banyak keunikan ramadhan di
asbos, dan mugkin diantaranya umum terjadi di sekolah-sekolah boarding lainya.
Well, inilah keunikan ramadhan di asbos, khususnya SMAIT. Kam tidak akan
memilah mana yang positif & Mana
yang negatif, karena hal itu kembali pada persepsi masing-masing. Here are they
:
1.
Antusiasme Tilawah Al-
Quran.
Mulai masuknya
ramadhan, ba`da sholat maghrib di hari terakhir bin sya`ban, yang menandakan
dimulainya bulan baru di kalender hijryah, segenap “penduduk asbos siap
mewujudkan target khatamanmya masing-masing. Para murid, guru, maupun wali
asrama, semuanya begitu antusias menyambut ramadhan. Lantunan ayat suci yang
dibaca berbarengan menciptakan suara riuk yang menentramkan sekaligus
mengggetarkan diding masjid.
Hali itu tidak
terjadi ehari dua hari saja melainkan terus menerus selama bulan ramadhan
meskipun jika diteliti kabanyakan murid mengalami penurunan dalam capaian
tilawah perharinya, namun tidak terlalu signifikan.
SMAIT menetapkan
capaian minimal tilawah yang harus di selesaikan sebelum liburan, yaitu 2 kali
khatam. Hal ini berarti seluruh murid harus 2x menyelesaikan tilawahnya dalam
waktu 3 pekan. Susah gak tuh, brad? Buat sebagian besar murid yang notrabene
lulusan smp boarding si gampang-gampang saja. Tapi bagi murid dari smp negri
mungkn agak keteteran, ya kalau belum biasa. Meski begitu, bukan anak asbos namanya
kalau mudah menyerah!
2.
Lomba Sprint Jarak Pendek Ba`da
Sholat magrib
Antrian bukan
hal yang asing lagi di boarding. Antri mandi dan makan adalah sebuah
keniscayaan bagi setiap siswa boarding school. Dikarenakan jumlah murid yang
cukup banyak, tentu berlaku “hokum rimba” di sini. Siapa cepat dia
dapat. Lho, bukanaya hum rimba berbunyi “siapa kuat dia menang”? baiklah, kita
sebut saja hukum itu “hukum boarding”.
Ada beberapa
tips agar tidak terjebak antrian untuk mandi, mandilah pada waktu-waktu sepi!
Kalau tidak sanggup sebelum subuh maka setelah subuh atau tahfidz, segeralah
menuju kamar mandi! Jangan berleha-leha dulu apalagi tidur, itu berabe jadinya,
bisa telat berangkat sekolah. Makanpun sama, berangkatlah
se-awal mungkin! Tapi kalau ini resikonya kebih gawat, keabisan jatah makanan!
Apalagi kalau menu yang bersifat “uncountable” sebperti sayur, tempe
oreg, mie, dsb., dan kebetulan sedang tidak ada ustad yang berjaga, kemungkinan
besar bakal kehabisan.
Nah, Kolaborasi
dari hukum boarding ditambah
nafsu berbuka puasa ditambah “watak
orang Indonesia” yang cenderung tidak teratur, menghasilkan fenomena ini.
Meskipun hal ini
tidak dilakukan semua murid, namun fenomena “unik” ini cukup terlihat. Setelah
melaksanakan sholat maghrib, dzikir dan sholat ba`diyah yang
dilakukan secepat kilat, sebagian murid yang “tidak kuat menahan
nafsunya” segera berpacu menuju tempat antruan di depan kantor asrama.
Kompetinsi sprint dadakan pun tak terelakan. Sebagian yang lebih nekat bahkan
tidak melaksanakan sholat sunnah ba`diyah.
3.
“Kenikmatan” menu Makan
Menurun.
Sudah menjadi hal yang lazim bagi
murid-murid Boarding school untuk bersikap “apa adanya” terhadap menu makan.
Meskipun menu makandi asbos cenderung enak, tapi adakalanya menu makan di dapur
tidak disukai banyak murid.
Nah, di
bulan ramadhan ini, menu makan dapat anggaran tambahan yang bersifat sukarela
dari para orang tua murid. Hal itu menejadikan menu sahur dan berbuka puasa menjadi lebih “wah”. Namun jika di perhatikan, menu
makan tersebut semakin berkurang “kenikmatanya” seiring waktu. Misalnya, menu
sahur hari pertama ; ayam goreng, hari kedua ; telur goreng, hari ketiga ;
tempe goreng, dan hari ke empat ; tahu goreng. Keren kan? :D
Meski begitu, menurut Badan Survey Angkatan Foremost
atau BSAF (emang ada?), penurunan kenikmatan ini hanya terjadi pada menu makan
sahur saja, sementara menu
berbuka menunjukan grafik naik turun. BSAF berspekulasi bawa pihak dapur mengatur alokasi dana yang ada
untuk menstabilkan menu berbuka. Karena menu sahur tidak akan terlalu dinikmati,
apalagi makanya sambil mengigau (?)
Menu sahur
di 3 hari pertama
Hari ke -1 : Ayam Goreng ¶¶¶¶¶ C
Hari ke -2 : Perkedel Jagung ¶¶¶ A
Hari ke -3 : Tempe Goreng ¶¶ D
Menu berbuka
3 hari pertama
Hari ke -1 : Ayam Goreng ¶¶¶¶¶ C
Hari ke -2 : Daging Bumbu ¶¶¶¶¶ C
Hari ke -3 : Telur Dadar ¶¶¶ D
Itulah 3 hal
unik yang terjadi selama ramadhan di boarding school. Kaloau dirasakan alngsung
jelas akan lebih terasa “sensasi”nya. Maka kaloau ada yang bilang “nyantri” itu
bikin bete, terkekang, terisolir, itu salah. Selama niat kita baik dan tekad
kita kuat, kehidupan di pesantren akan terasa menyenangkan
0 komentar:
Posting Komentar