Kamis, 20 Februari 2014

Jalancagak Anniversary



Perayaan hari jadi Kecamatan Jalancagak yang ke-33 berlangsung meriah. Acara tahunan yang di laksanakan setiap tanggal 15 Februari disemarakan oleh pawai dari seluruh RT dan beberapa sekolah di Jalancagak, tak terkecuali As-Syifa Boarding School. Dan kali ini, Foremost di percaya untuk mewakili SMAIT As-Syifa.

Kami pun bergembira-ria saat tahu akan mengikuti acara yang dilaksanakan hari sabtu tersebut. Bukan karena loyalitasnya pada Jalancagak, melainkan karena acara tersebut menggenapkan liburnya KBM yang hari Jum`atnya diisi oleh seminar etrepreneurship bersama Ir. H. Heppy Trenggono, tentu hal itu merupakan suatu hal yang langka. Anak-anak pun sangat antusias mengikuti acara ini. Pagi-pagi mereka sudah siap dengan kostumnya masing-masing. Untuk kostum, dibagi menjadi tiga model sesuai intruksi dari Pak Dicky. Model pertama adalah seragam hari senin-selasa lengkap dengan dasi dan blazer, model kedua adalah baju koko putih dengan celana hitam dan model ketiga adalah kaos putih polos dengan celana batik plus sarung yang melingkar di leher, meniru kostum adat betawi sebagai kostum adat yang memang diintruksikan oleh Pak Dicky.
Kurang lebih pukul tujuh, kami berangkat dengan truck bersama rombongan dari SMPIT. Bergembira-ria bersama hembusan angin seiring melajunya truck. Sedikit aneh juga melihat orang-orang yang rapi berjas menaiki truck. Tiba di pasar jalanjagak, mobilpun berbelok kanan menyusuri gang kecil yang tidak familier. Dan ketika truck berhenti di depan gedung dengan plang bertuliskan “Kantor Desa Jalancagak”, seketika kgembiraan kami lenyap. Oh my god. Ternyata sebagian besar peserta pawai adalah ibu-ibu dan anak-anak kecil, hampir tidak terlihat remaja SMP-SMA disana. Semangat kami pun menguap seketika. Tak sedikit anak-anak yang mulai mengoceh, menyesal. “kalau tau gini mending sekolah dah. Sayang pelajaran TIK.” Ocehan bernada seperti itu terdengar dari anak-anak X.1 dan X.2 yang notabene pelajaran TIKnya –pelajaran favorite bagi mayoritas anak-anak Foremost karena selalu memakai laptop- jatuh pada hari sabtu. Akhirnya, merekapun menjadi rombongan paling gagah di sana, apalagi anak-anak berjas. Bahkan mereka ditempatkan di baris depan iring-iringan RT. 24.
RT. 24? Ah ya, RT. 24 adalah RTnya Yayasan As-Syifa berada. tidak banyak dari kami yang mengetahui hal itu sebelum salah seorang panitia memberikan kami plang kecil dengan gagang sebagai penanda indetitas.  Dan agak kaget juga kami melihat foto Pak Marhusin terpampang di bagian samping plang tersebut yang menunjukkan ketua RT, tidak sedikit dari kami yang terkekeh saat melihatnya.
Cukup lama kami menunggu di lapangan untuk memulai pawai. Untung hari itu tidak panas mengingat sebagian dari kami tengah berpuasa ayyamul bidh. Sebagian dari kami menghabiskan waktu tersebut dengan berfoto sambil memegan plang prestasi yang dibagikan oleh guru-guru As-Syifa di sana, berpose seolah-olah dialah peraih prestasi tersebut. Sebagian lagi lebih memilih mengobrol dan ada juga yang duduk-duduk di atas rumput lapangan.
Setelah sekian lama menunggu, rombongan RT. 24 pun mulai bergerak dengan pasukan blazer di baris depan, disusul pasukan baju koko dan adat. Eh, ternyata masih ada pasukan RT. 24 di depan anak-anak yang menggunakan blazer, yaitu pasukan satpam As-Syifa dengan kaos bertuliskan “As-Syifa Guard” di depanya dan slayer hijau menutupi kepalanya. Kami tak tahu kenapa pasukan satpam itu di ikut sertakan di acara ini sebelum kami melewati panggung penlaian. Ternyata mereka menunjukan semacam gerakan Pencak Silat di depan panggung penilaian dengan kompak dan gagah. Setelah selesai pertunjukan tersebut, kamipun melanjutkan perjalanan melewati panggung penilaian. Seorang lelaki paruh baya yang sepertinya seorang MC membaca satu-persatu plang prestasi yang kami bawa. Orang-orang yang menonton iring-iringan kami di pinggir jalan menatap kagum, entah karena plang prestasi yang kami tunjukan, atau pasukan blazer yang terlihat gagah, atau mungkin melihat wajah-wajah kami yang terlihat bersih dan berbeda dengan wajah pemuda-pemuda setempat pada umumnya.
Pawai berakhir di lapangan alun-alun jalanjagak yang terletak di pinggir jalan raya. Kami pun di instruksikan untuk segera menuju pom bensin yang terletak kurang lebih 200Meter dari alun-alun. Di pom bensin tersebut sudah menunggu empat buah truck yang akan mengantar kami (Foremost, anak-anak SMPIT dan satpam) pulang. Sebelum menaiki truck, kami diberi snack gratis. Snack yang menggoda ini membuat anak-anak yang sedang puasa tak kuat “menahan nafsu” hingga akhirnya membatalkannya. Salah satunya adalah Chessa, setengah bergurau iya berkata, “Lagian takjilnya di bagiin sekarang.” Yang langsung di sambut tawa ringan teman- temannya.
Waktu menunjukan hampir pukul sepuluh saat kami tiba di asrama. Tidak ada instruksi untuk memulai KBM maka kamipun segera menuju kamar masing masing untuk melepas lelah yang sebenarnya tidak seberapa. Hari itupun berlalu tanpa KBM. What a perfect day!

0 komentar:

Posting Komentar